Obat-obat Yang Harus Diminum Saat Perut Kosong

Apoteker Maya – Mengonsumsi obat sesuai dengan aturan pemakaiannya merupakan suatu keharusan. Obat bisa berkurang efektivitasnya jika cara minumnya tidak tepat, bahkan justru dapat memberikan efek merugikan jika dikonsumsi sembarangan.

Bagi kebanyakan orang, mengonsumsi obat harus setelah makan. Akan tetapi, sebenarnya ada beberapa obat yang tidak boleh diminum pada kondisi perut terisi karena beberapa alasan.

Makna “Kondisi Perut Kosong”

Sebelum membahas terlalu jauh, pastikan pemahaman Anda benar tentang definisi ‘kondisi perut kosong’.

Yang dimaksud ‘kondisi perut kosong’ adalah satu jam sebelum makan atau dua jam setelah makan.

Mengapa Harus Saat Perut Kosong?

Sebagian besar obat peroral memang lebih baik diminum setelah makan untuk mengurangi risiko efek samping gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan nyeri perut. Akan tetapi, ada beberapa obat yang absorpsi atau penyerapannya terhambat saat perut terisi makanan, sehingga kinerja obat akan berkurang.

1. Pengaruh Makanan pada Absorpsi Obat

Obat diabsorpsi secara difusi pasif dalam saluran cerna, sebagian besar pada bagian atas usus halus atau duodenum. Proses ini terjadi setelah pengosongan lambung.

Karbohidrat, asam amino, trigliserida, dan asam lemak dapat menyebabkan penurunan laju pengosongan lambung, sehingga dapat memperlambat laju absorpsi yang memperpanjang waktu mulai kerja obat.

Obat yang tidak tahan suasana asam, ketika tertahan di lambung dapat menyebabkan degradasi dan menurunkan bioavaliabilitasnya, sehingga dapat menyebabkan kegagalan terapi.

Contoh Obat

Nama ObatIndikasi
AzitromisinAntibiotik
AmpisilinAntibiotik
AmoksisilinAntibiotik
RifampisinAntimikobakterial
Fenoksimetilpenisilin (Penisilin V)Antibiotik
Levotiroksin (Euthyrox, Thyrax)Hipotiroid
CaptoprilAntihipertensi
Sulfonil Urea (Glimepirid, Glibenclamid, Gliclazid, Gliquidon)Antidiabetes

2. Reaksi Khelasi

Reaksi khelasi merupakan reaksi keseimbangan antara ion logam dengan agen pengikat (pengkhelat). Makanan yang mengandung kalsium, magnesium, alumunium dapat bereaksi khelasi dengan obat-obat tertentu sehingga dapat menurunkan absorpsinya.

Nama ObatIndikasi
Bifosfonat* (asam ibandronat, ibandronat, klodronat dinatrium, natrium alendronat, risedronat natrium)Osteoporosis
CiprofloxacinAntibiotik
NorfloxacinAntibiotik
Penisilaminrheumatoid arthritis (DMARD), wilson disease, cystinuria
TetrasiklinAntibiotik

*keterangan : Obat golongan Bifosfonat, tablet harus ditelan utuh dengan segelas penuh air putih (180 hingga 240 mL) sambil duduk atau berdiri dalam posisi tegak. Pasien tidak boleh berbaring selama 60 menit setelah meminum obat ini. Tidak boleh menggunakan air mineral karena kemungkinan kadar kalsiumnya tinggi.

3. Berkaitan dengan Mekanisme Kerja Obat

Terdapat beberapa obat yang harus diminum pada kondisi perut kosong (utamanya sebelum makan) karena berkaitan dengan cara kerja obat tersebut.

Proton Pump Inhibitor (PPI)

Proton Pump Inhibitor (PPI) adalah golongan obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan lambung, seperti gastroesophageal reflux disease (GERD), tukak peptik (tukak saluran pencernaan), dan infeksi bakteri Helicobacter pylori.

Cara kerja PPI yaitu menghambat pembentukan asam lambung, sehingga waktu yang tepat untuk meminum obat ini adalah 30-60 menit sebelum makan.

Contoh obat yang termasuk golongan PPI adalah omeprazol, lansoprazol, esomeprazol, pantoprazol, dan rabeprazol.

Sucralfat dan Antasida

Sucralfat adalah obat yang digunakan untuk mengatasi ulkus duodenum dengan mekanisme kerja membentuk lapisan film yang melapisi ulkus sehingga dapat melindungi dari asam lambung, pepsin, dan garam empedu. Oleh karena itu, sucralfat harus diminum pada kondisi perut kosong.

Sucralfat berinteraksi dengan obat-obatan yaitu : ciprofloxacin, digoxin, ketoconazole, moxifloxacin, warfarin, levotiroksin, ranitidin, NSAID, aspirin, fenitoin, dan theofilin. Jeda pemberian obat-obat tersebut 2 jam setelah minum sucralfat.

Jika diinginkan kombinasi dengan antasida, maka dilakukan penjedaan 30 menit – 1 jam setelah menggunakan sucralfat.

Antasida merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan menetralkan asam lambung atau mengikatnya sehingga harus diminum sebelum makan. Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan saluran pencernaan seperti dispepsia tukak maupun non-tukak.

Antiemetik

Antiemetik adalah beberapa golongan obat yang digunakan untuk mengatasi mual-muntah dengan beberapa penyebab yang berbeda. Beberapa obat antiemetik yang kerap digunakan adalah domperidon, ondansetron, dan metoclopramid.

Insulin Kerja Cepat (Rapid Acting)

Insulin kerja cepat (rapid acting) digunakan untuk mengontrol gula darah post-prandial. Onset of action atau mula kerja insulin rapid acting kurang dari 15 menit dan duration of action (lama kerja obat) sepanjang 3-6 jam. Oleh karena itu, waktu yang tepat untuk menyuntikkan insulin rapid acting adalah 10-20 menit sebelum makan.

Contoh insulin rapid acting yaitu Novorapid (insulin aspart), Apidra (insulin glulisin), dan insulin lispro.

Daftar Pustaka

  • Badan POM RI. 2015. Bifosfonat. Dikutip 19 Mei 2021 dari Pusat Informasi Obat Nasional Badan Pengawas Obat dan Makanan : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-6-sistem-endokrin/66-gangguan-metabolisme-tulang/662-bifosfonat-dan-obat-lain/bisfosfonat
  • Editor. 2021. Rapid Acting Insulin. Dikutip 21 Mei 2021 dari Diabetes.co.uk : https://www.diabetes.co.uk/insulin/rapid-acting-insulin.html
  • Fookes, C. 2020. Sucralfate: 7 things you should know. Dikutip tanggal 20 Mei 2021 dari Drugs.com : https://www.drugs.com/tips/sucralfate-patient-tips
  • Grannell, L. 2019. When should I take my medicines?. Australian prescriber42(3), 86.
  • IBM Watson Health. 2021. Sucralfate (Oral Route). Dikutip tanggal 20 Mei 2021 dari Mayo Clinic : https://www.mayoclinic.org/drugs-supplements/sucralfate-oral-route/precautions/drg-20066120?p=1
  • McAuley, D. 2017. Drug / Food Interaction. Dikutip 19 Mei 2021 dari Global Rph The Clinician Ultimate Reference : https://globalrph.com/drugs/drug-food-interactions/
  • McLachlan A, Ramzan I. Meals and medicines. Aust Prescr 2006;29:40-2. https://doi.org/10.18773/austprescr.2006.026
  • Shargel, L., Yu, A., & Wu, S., alih bahasa Fasich, Budi Suprapti. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan, Edisi kelima. Surabaya : Pusat Penerbitan dan Percetakan Universitas Airlangga William A. SodemanJr. M.D., J.D., F.A.C.P., F.A.C.G., F.A.C.L.M., Thomas C. Sodeman M.D., in Instructions for Geriatric Patients (Third Edition), 2005
Share your love
apt. Maya Firdausi, S.Farm
apt. Maya Firdausi, S.Farm

I'm a clinical and community pharmacist. I love writing!

Articles: 26

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *