Apoteker Maya – Salah satu peran apoteker di rumah sakit pada aspek pelayanan farmasi klinis adalah melakukan dispensing sediaan steril. Peran ini merupakan poin penting untuk menjamin mutu, khasiat, dan keamanan obat sediaan injeksi.

Formulasi Obat Suntik
Terdapat beberapa jenis formulasi obat suntik yang memerlukan penanganan yang berbeda.
- Dry Powder (sediaan serbuk kering), yang mana harus direkonstitusi dengan pelarut yang sesuai sebelum diinjeksikan kepada pasien. Sediaan serbuk kering berupa kemasan vial yang memiliki tekanan tertentu.
- Larutan injeksi, baik dalam kemasan ampul maupun vial. Obat suntik yang sudah dalam bentuk larutan ada yang memerlukan pelarut tambahan, ada pula yang bisa disuntikkan tanpa pelarut tambahan.
Semua formulasi obat suntik sudah terjamin steril dari Industri Farmasi, sehingga apoteker rumah sakit harus menjamin ketika kemasan dibuka, sediaan tersebut tetap steril dan tidak terkontaminasi mikroorganisme. Oleh karena itu, pencampuran obat suntik harus dilakukan dengan teknik aseptis.
Teknik aseptis didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisir kontaminan mikroorganisme dan dapat mengurangi risiko paparan terhadap petugas.
Teknik Pencampuran Obat Suntik
Penyiapan
- Memastikan obat-obatan yang akan dilakukan proses pencampuran telah memenuhi 5 BENAR (benar pasien, obat, dosis, rute dan waktu pemberian) dan mencantumkan BUD serta suhu penyimpanan.
- Melakukan konfirmasi jika terdapat ketidaksesuaian.
- Menghitung jenis dan volume pelarut yang dibutuhkan. Pertimbangkan terkait volume terpindahkan masing-masing obat (khususnya sediaan serbuk kering).
- Memastikan etiket pada obat sudah sesuai.
- Mempersiapkan APD, yaitu jas lab, handscoon, dan masker.
- Menyiapkan LAF (Laminar Air Flow) yang telah dilakukan sterilisasi dengan lampu UV, serta dekontaminasi dan desinfeksi LAF dengan alkohol 70%.
Pencampuran
Teknik Pencampuran Sediaan Kering
- Ambil pelarut yang sesuai dengan spuit yang sesuai. Volume yang diambil dapat menyesuaikan dengan tabel yang bisa diunduh pada tautan di bawah ini:
2. Setelah membuka cap vial dengan pinset, sebaiknya menyeka karet vial dengan alkohol 70%. Poisikan vial searah 45º, masukkan spuit yang berisi pelarut ke dalam vial.
3.Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahan-lahan memutar untuk melarutkan obat.
4. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai volume yang diinginkan.
5. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan yang sudah terekonstitusi ke dalam spuit sesuai dengan volume yang dibutuhkan.
6. Untuk permintaan infus intravena (iv) drip, suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur sempurna.
7. Untuk permintaan intravena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
8. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan tertutup (safety box) dan bersihkan LAF sesuai protap.
9. Tuliskan BUD obat yang sudah dilakukan pencampuran pada etiket obat.
Daftar Pustaka
Depkes, R.I., 2009. Pedoman pencampuran obat suntik dan penanganan sediaan sitostatika. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Jakarta.